Aku dan Hujan


Siang ini, hujan mampir sebentar di rumahku.
Menghapus terik yang sudah seminggu menunggu.

Aku membuatkannya secangkir teh hangat,
hujan lalu meminumnya dengan semangat.

Rasanya kami memang sudah lama tidak berjumpa.
Kami berpelukan...dalam setiap tetes airnya.

Hujan lalu bertanya padaku, 'mengapa kamu masih di sini?'
Aku menjawab, 'aku masih menunggunya...'
Hujan mengernyitkan dahinya, 'siapa yang kamu tunggu? laki-laki itukah?'
Aku diam.

Hujan mengusap kepalaku, 'mengapa kamu suka menyiksa batinmu sendiri? bukankah kamu sudah terlalu lama menunggu? pergilah segera...'
'Tak ada yang seperti dia', kataku.
Hujan menggelengkan kepalanya, 'tapi dia tidak peduli!'
Aku diam lagi sebentar lalu mengatakan, 'aku tetap menunggu sampai dia bicara, kalau perlu sampai dia membuka hatinya...'

Tiba-tiba hujan menangis tersedu-sedu.
Aku tidak mengerti. Aku mencoba menghiburnya, tapi tangisnya justru semakin menjadi.
Hujan mengguyur hingga malam tiba.

0 komentar: