MASA LALU

Masa lalu?
Apa yang terlintas saat mendengar kata ‘masa lalu’? kepedihan kah? Kebahagiaan kah? Atau hanya sebatas kata picisan tanpa makna?
Masa lalu seperti halnya selembar kertas kusam. Kita selalu memandang kertas kusam adalah kertas tanpa daya lagi. Tapi bukan itu. Kertas kusam pernah menjadi kertas paling tangguh yang mengabdikan raganya untuk kehidupan. Dan yang terjadi kemudian adalah hal yang membuat kertas tangguh itu menjadi kusam.
Apa tak ada kata terima kasih pada kertas itu?
Kertas kusam punya masa lalu, sama seperti kita. Bahkan sudah menjadi sesuatu yang hakiki untuk seseorang memiliki masa lalu. Ada tawa, air mata, dan yang pasti nafas.

Masa lalu…
Air pun selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Mencari muara baru untuk bernaung mancari makna hidupnya. Air punya nafas, sama seperti kita. Kita pun tanpa sadar mengikuti arus air yang selalu setia mencari muara baru demi sebuah ketenangan hidup, dan hidup akan terus mengalir sama seperti air.
Aku terlalu banyak bicara, dan mencoba berfilosofi seperti kopi yang ditulis Dewi Lestari. Aku tetap tak pandai bermain kata dan merangkai makna. Yang aku tahu, hanya mencoba menyampaikan sedikit rasa untuk hidup. Karena terkadang kita lupa bahwa kita bahagia hidup seperti ini. Apapun keadaannya, jika kita bersyukur.
Aku bukan penyair yang mampu berkias arti dan menghibur hati yang terluka. Aku bukan Tuhan yang mendengar doa dan mengabulkan pinta. Aku manusia biasa. Tak bisa menghapus masa laluku, walaupun aku begitu menginginkannya. Ada bagian cerita yang tak berwarna karena hampir-hampir hitam pekat.

Aku tetap menjadi aku sampai saat ini. Aku adalah aku lengkap dengan ratusan masa lalu yang tak mampu jika ku ceritakan selama satu minggu padamu. Bahkan masa lalu tergelapku masih ku peluk di dadaku. Kadang masih ku rindukan pula. Untuk apa?

Jika kini aku sadari, masa lalu tak akan kembali walau kita tangisi, masa lalu tak akan terhapus dengan satu jentikan jari walau menyakiti.

Selembar kertas kusam pun masih mampu bernafas jika di daur ulang. Bermetamorfosa menjadi wujud baru yang lebih ajaib. Jadi, apa yang salah dengan masa lalu? Sekali pun itu kelam…

Masa lalu untukku adalah pembelajaran terhebat yang bahkan tak mampu seorang guru besar pun mengajarkannya padamu.

0 komentar: