CARAMEL ICE CREAM

Ada hal yang tidak aku mengerti darimu. Kamu selalu melumat habis es krim rasa karamel setiap hari. Kenapa? Apa rasanya begitu lezat? Gigimu bisa keropos karena kebiasaanmu itu.
‘ Apa kamu tidak takut sakit gigi atau menjadi gemuk karena setiap hari makan es krim?’
‘ Tentu saja tidak.. Kamu mungkin perlu mencoba memakannya…’
Kamu menyodorkan es krim yang sudah kamu gigit tadi. Ah, tawaranmu menggodaku. Aku tidak terlalu tertarik dengan es krim rasa karamel itu, aku lebih tertarik dengan bekas gigitanmu.
‘ Kamu tidak perlu malu, cobalah… Kamu bisa ketagihan!’
Kali ini kamu semakin mendekatkan es krim itu ke mulutku. Perlahan aku membuka mulut, dan menggigit bagian es krim yang sudah kamu gigit. Enak, rasanya manis, itu pasti karena gigitanmu.
‘ Bagaimana?’
Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaanmu. Ingin sekali ku jawab bahwa es krim yang ku makan berasa sangat enak karena gigitanmu. Tapi ku urungkan niatku. Kamu akan terkekeh mendengar jawabanku yang dipengaruhi sugesti. Aku masih sadar, untungnya.

-CARAMEL ICE CREAM-

Sore itu hujan tiba-tiba turun, aku sudah menantikannya. Seketika kamu menelponku dari rumahmu. Mungkin di sana juga sedang hujan.
‘ Akhirnya, hujan turun juga… Kamu senang?’
‘ Ya, tentu saja. Apa di situ juga hujan?’
‘ Hmmm, seperti itulah… Selamat ya, kamu sudah terlalu lama menunggu hujan datang...’
‘ Hahaa.. Kamu ternyata masih ingat celotehku waktu itu..’
‘ Ya, aku tahu kalau kamu lebih mencintai hujan daripada aku..’
‘ Dan kamu lebih mencintai es krim karamel daripada aku..’
Kita berdua sama-sama tertawa sore itu. Suara tawamu yang renyah selalu mampu membuatku menjadi seseorang yang diinginkan.
‘ Kamu rindu pada hujan, rindukah juga padaku?’
Kamu bertanya seolah kita sudah 1 bulan tidak bertemu. Aku memandangi tetesan air hujan yang mengalir di kaca jendela kantorku.
‘ Bukankah kita baru saja bertemu semalam?’
‘ Tidak bolehkah jika aku merindukanmu setiap saat?’
Aku terdiam mendengar kata-katamu. Kamu kadang terlalu jujur, namun justru itulah kelebihanmu. Kamu bahkan takkan mampu berbohong walau seujung kuku padaku.
‘ Aku melihat hujan, ada kamu di situ…’
‘ Aku juga merindukanmu..’

-CARAMEL ICE CREAM-

Aku masih saja penasaran denganmu. Kamu tidak pernah menjawab pertanyaanku, kenapa kamu sangat menyukai es krim karamel. Kadang jika ku tanyakan, kamu hanya tersenyum kecil lalu dengan segera mengalihkan pembicaraan.
‘ Kamu benar-benar tidak ingin memberitahuku tentang es krim itu?’
Kamu terkekeh. Menertawakan kebodohanku menanyakan hal yang sangat sepele ini. Tapi aku tidak peduli, kamu membuatku sangat penasaran.
‘ Tak ada apapun dengan es krim ini…’
Jawabanmu malah membuatku semakin penasaran saja. Aku diam dan memanyunkan bibirku.
‘ Aku sungguh-sungguh…’
Aku tetap diam. Aku akan tetap diam jika kamu tidak segera memberitahu misteri di balik es krim karamel yang kamu makan setiap hari.
‘ Uh, baiklah.. Kamu tidak perlu marah seperti itu. Tak ada yang spesial dari es krim rasa karamel ini. Ini es krim biasa. Tak membuatku makin cantik ketika memakannya.’
Aku ingin tertawa mendengar kata-katamu. Tapi sebisa mungkin ku tahan, aku ingin kamu melanjutkan ceritamu.
‘ Yang membuatku sangat mencintai es krim ini adalah kamu..’
Wajahmu tiba-tiba merona setelah mengatakan itu. Aku membenarkan letak dudukku.
‘ Aku? Aku bahkan tak suka makan es krim..’
‘ Ya aku tahu itu.. Bukankah dulu kamu memberiku es krim karamel saat kamu memintaku menjadi kekasihmu? Kamu mungkin sudah lupa.. tapi aku tidak. Rasa es krim ini mungkin biasa saja, tapi ada sensasi tersendiri ketika aku memakan es krim karamel sejak itu. Ada cintamu di setiap gigitannya…’
Aku terperangah mendengar penjelasan darimu. Aku memang sudah lupa kejadian itu. Sudah begitu lama, hampir 3 tahun lalu.
‘ Kamu pernah bilang, hujan mampu membuatmu merasa jadi seseorang yang benar-benar hidup. Yang kamu rasakan saat itu mungkin sama denganku setiap kali aku memakan es krim ini, kamu membuatku merasa tetap hidup…’
Aku takjub. Kamu ternyata lebih mengenalku daripada aku sendiri. Aku berdiri dan segera memelukmu. Cinta mampu memberikan sensasi berbeda pada setiap manusia. Dan aku begitu beruntung dicintai seseorang sepertimu.




-end-
September 12th, 2009

0 komentar: