Apa yang Terjadi dengan Kita ?

Apa yang terjadi dengan kita ?
Begitu banyak yang ingin kutanyakan padamu, pada hatimu…

Aku yakin, kamu memiliki ingatan yang bagus, tapi apakah kamu masih mengingatku ? Kemarin aku bertemu istrimu di sebuah toko pakaian. Tampaknya, dia ingin mencari pakaian baru untuk kostum lebaran, sama sepertiku.

Kamu tahu, dia terlihat begitu ragu sebelum masuk toko karena dia sudah melihatku di dalam toko itu. Aku mencoba ramah dan menyapa istrimu, dia temanku ketika SD dulu. Mungkin sudah terlalu lama aku tak melihatnya, dia begitu berbeda sekarang. Dia yang dulu begitu pendiam dan pemalu, sekarang berubah menjadi wanita yang modis.

Tapi dia tetap canggung. Dia hanya membalas senyumku, masuk sebentar, memegang beberapa pakaian yang tergantung, lalu keluar dengan segera.

Ada apa dengannya ? Saat itu, aku tidak tahu bahwa dia sudah menjadi istrimu.

Keesokan paginya, aku melihatmu dengan Honda Supra birumu melintas. Kamu juga melihatku. Kamu masih saja menatapku seperti tahun-tahun dulu. Hanya saja, sekarang kamu tak pernah berkata apapun lagi.

Hari itu aku bertemu sahabatku. Kami selalu berbagi banyak cerita. Biasanya, dia yang lebih tahu banyak hal yang terjadi di desa karena aku mulai jarang pulang.

Tiba-tiba, dia bercerita tentangmu. Tentang kamu dan teman SDku dulu yang sekarang sudah menjadi istrimu.

Kapan kalian menikah ? Sudah berapa lamakah ?
Itukah yang membuat istrimu merasa canggung bertemu denganku ?

Aku ingat sahabatku pernah memberitahuku bahwa kamu akan menikah dengan teman SDku itu. Tapi aku pernah berharap itu tak terjadi. Sekarang barulah aku tahu, kamu benar-benar menikahinya.

Lalu, kenapa pagi tadi kamu masih menatapku seperti dulu ?

Kamu sudah menikah. Masih bolehkah aku memikirkanmu ?

Apa yang terjadi dengan kita ?
Begitu banyak yang ingin kutanyakan padamu, pada hatimu…

Cintaku denganmu belum berakhir saat itu. Tahukah kamu, aku tetap menunggumu mengatakan sesuatu. Aku hanya ingin, jika memang sudah tak ada aku di hatimu, akhirilah cinta kita…

Aku terduduk di depan layar televisi saat ini. Menonton sinetron yang jalan ceritanya mulai tidak bermutu. Mungkin seperti jalan pikiranku yang mulai tidak bermutu, masih saja memikirkanmu, dan keputusanmu.

Cintaku padamu, masih sama seperti dulu. Biar kuingatkan padamu, kita sudah saling mencintai sejak kali pertama kita masuk pendidikan formal, sekitar 17 tahun lalu. Kali pertama kamu mencium pipi kananku. Keisengan seorang bocah laki-laki yang menumbuhkan cinta sesungguhnya pada tahun-tahun berikutnya.

Sampai beberapa tahun lalu, tiba-tiba kamu berhenti bicara padaku. Kamu berhenti menemuiku. Dan kamu berhenti menulis surat cinta untukku. Kamu pun tak lagi mendengarkanku bicara. Ada apa ?

Apa karena aku memutuskan meneruskan sekolah di sebuah kota yang jaraknya ratusan kilometer dari rumahmu ?

Tak ada laki-laki yang membuatku jatuh cinta lagi.

Sudah. Memang sudah berakhir.

Malam ini tidurku tak nyaman, bantalku basah kuyup karena air mataku tak berhenti keluar.

Tadi sore aku melihatmu berboncengan dengan istrimu, mengendarai Honda Supra birumu, berdua begitu mesra mengelilingi desa.




-sudah-
September 27th,2009
Dedicated to : Febri
Terima kasih atas kenangan masa kecil yang tak terlupakan

1 komentar:

Anonim mengatakan...

say aku dah liat, yang bawa tulisan juara 3 ya..
heheh

eh ada yang cakep yang di kiri, guru muda juga tu sapa say,,,
mase idolaku bukan
iva